Nusantara

Nurjanah Warga Purwakarta Di Irak Minta Bantuan Pemerintah Indonesia Termasuk Gubernur Dan Bupati

26
×

Nurjanah Warga Purwakarta Di Irak Minta Bantuan Pemerintah Indonesia Termasuk Gubernur Dan Bupati

Sebarkan artikel ini

Purwakarta, eksklusif.co.id – Perkembangan kabar terbaru Nurjanah (36) warga KP. Krajan, RT. 009 RW. 04, Desa Pasawahan Kulon, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, Negara Republik Indonesia, masih berada di Irak tidak baik-baik saja, meminta Pemerintah Indonesia termasuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein dan Wakil Bupati Purwakarta, Abang Ijo Hapidin serta lainnya membantu. Hal tersebut disampaikan Nurjanah melalui elektronik, Minggu (6/7/2025)

Nurjanah dengan nada sendu mengatakan, dirinya dipekerjakan sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di rumah warga irak, sebagai pembantu rumah tangga atau kerennya biasa orang katakan asisten rumah tangga dengan tidak manusiawi, perlakuan kasar dan kata-kata binatang sering dilontarkan majikan sangat menyakitkan dirinya dan membuat ingin segera pulang, berharap dapat bekerja atau berusaha di Purwakarta, agar dekat bersama anak-anak dan keluarganya.

Nurjanah masih jelas seperti sebelumnya, hari ini kembali mengatakan, awal dirinya nekad pergi kerja tujuan Turki dikenalkan oleh Neni (Tetangganya) ke Indra (Jakarta) kemudian ke Santi (Bandung) karena terpaksa guna mendapatkan biaya untuk kebutuhan hidupnya bersama keluarga. Faktanya dirinya di kirim ke Irak bukan ke Turki.

Saat diperjalanan sebelum sampai ke negara Irak, pihaknya mendapat kabar proses perekrutan keberangkatannya dari Indonesia ilegal, awalnya tidak paham, lama-lama mengerti, sebelum dikirim ke rumah majikan sekarang, waktu itu dari rumah majikan pertama, karena sakit dipulangkan ke penampungan, disana diperlakukan kasar sangat tidak manusiawi.

“Memang sejak awal keberangkatan sudah bermasalah, awal mula akan diproses oleh sponsor tetangga saya yang bernama Neni. Kemudian diarahkan ke Pak Indra di Jakarta, selanjutkan dilempar ke Ibu ji Santi, lama di rumah, lalu katanya kalau tidak berangkat akan dilaporkan ke Polisi dan ada yang menelpon juga katanya dari Kepolisian, belakangan diketahui bohong, itu akal-akal mereka, curiga juga karena sebelum berangkat tidak di medical,” ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, Nurjanah sempat di bawa ke wilayah Padalarang, karena sudah berhari-hari belum diberangkatkan, akhirnya minta pulang, menunggu perkembangan dirumah, kemudian dijemput ke rumah dan dibawa ke Jakarta, selanjutnya ke Bandara Soekarno-Hatta dan naik pesawat yang dikira mau tujuan Turki sesuai yang disampaikan awal oleh yang proses.

“Kenyataannya saya diterbangkan ke Irak, dari penampungan dikirim ke rumah majikan pertama, kecapean lalu pingsan, kemudian dikembalikan ke penampungan, disana saya ditampar dan ditendang serta dikurung di kamar mandi hingga sempat pingsan lagi, kata teman-teman yang menyaksikan disana saya memang pingsan,” kata Nur sedih.

Lebih lanjut Nur biasa Nurjanah disapa, dengan jelas mengatakan, majikan sekarang kalau pemberian gajih lancar, tapi karena sering sakit dan kecapean setelah bersih-bersih dari lantai satu sampai lantai tiga, memang tidak setiap hari, selain itu masak dan cuci baju serta lainnya, kalau ada yang tidak disukainya atau salah sedikit, majikan itu suka mengungkit pemberiannya, katanya saya sudah dibeli, bahkan majikan bilang saya hewan, selain itu tangannya main kasar yang membuat dirinya ketakutan dan tidak nyaman, bukan karena mental tidak siap, faktanya majikan sering keterlaluan memperlakukan Nur tidak baik.

Nurjanah mengaku, sering kelelahan, penyakit lambungnya sering kumat dan bekas dua kali melahirkan anak kandung di kampung halaman secara Caesar (Sectio Caesarea) atau SC (prosedur pembedahan membantu bayi lahir melalui sayatan oleh dokter atau tim medis di dinding perut dan dinding rahim) sering terasa sakit.

“Di perut ada bekas jahitan, diarea itu sering sakit, apa daya, tidak tahu harus bagaimana, yang pasti ingin segera pulang dari pada disini sering lemah dan merasa terhina, saya juga ingin pulang selamat, tidak mau pulang tinggal nama,” terangnya.

Samanhudi (Suami Nurjanah) melalui WhatsApp mengatakan, benar kalau bisa istri ingin pulang, tapi kadang bingung, kalau disini mau kerja atau usaha apa, mau usaha tidak punya modal, selain itu kami punya hutang sekitar lima belas juta (Rupiah), tapi karena istri sudah sedemikian keadaannya, saya tidak tega, mau lapor tidak punya uang untuk ongkos,” ucapnya lirih.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta, Didi Garnadi, dalam suatu kesempatan beberapa hari lalu, sebelum di mutasi menyampaikan, pihak pemerintah pasti akan melakukan upaya untuk melindungi dan membantu warganya, banyak sudah warga yang berhasil dipulangkan terlepas mereka berangkat ilegal atau formal, mudahan-mudahan semua berjalan baik, tentunya semua pihak terkait berperan sesuai fungsinya.

“Masyarakat juga diharapkan tidak mudah tergiur iming-iming uang besar, jika akan bekerja ke luar negara harus patuh aturan, siapkan mental dan keahlian juga berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Purwakarta, guna mendapatkan pelayanan terbaik dari pemerintah, jangan tahu-tahu ada masalah di luar negara baru laporan, sebelum berangkat pastikan semua prosesnya ditempuh sesuai aturan yang berlaku di negara kita,” jelasnya.

Demikian pula disampaikan Kepala UPK Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia BP3MI Jawa Barat, Kombes Pol. Mulia Nugraha dan jajaran yang siap membantu Nurjanah agar bisa pulang ke Indonesia.

“Pihak BP3MI siap mendampingi keluarga atau suami Ibu Nurjanah untuk laporan secara resmi ke pihak berwajib di Indonesia,” tegasnya.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Judha Nugraha, melalui WhatsApp kepada media ini menyampaikan, staf PWNI akan menghubungi Nurjanah.

Salah seorang pengacara di Purwakarta, yang siap melayani untuk konsultasi hukum, Gegen Diosya Surendageni, S.H., M.H. mengatakan, informasi tersebut harus benar di cari tahu kebenaran sesungguhnya, jika benar warga Purwakarta tersebut demikian dan perlu bantuan, pihak keluarga bisa menemui dan memohon bantuan kepada pemerintah daerah terdekat, selanjutnya bisa berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait termasuk Kementrian luar negeri dan kedutaan Indonesia di negara tadi, disana ada beberapa atase yang berfungsi sesuai dengan tugasnya masing-masing.

“Jika kebenarannya sudah bisa dipastikan, warga Indonesia asal Purwakarta tersebut bisa dipulangkan, kedua negara baik Indonesia dan Irak masing-masing memiliki aturan, ada aturan hubungan Internasional yang berlaku, untuk kepulangan warga tersebut belum tentu sepenuhnya biaya dibebankan ke pihak negara kita, bisa juga dikeluarkan oleh negara luar itu, suatu pelanggaran ada sangsi, aturan harus dilakukan sebagaimana mestinya, kedua negara terkait harus patuh aturan yang berlaku,” tegasnya.

Hal itu sebagaimana sudah diberitakan sebelumnya dan mendapat respon dari beberapa Aktivis Perempuan dan Purna PMI.
Seorang aktivis di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) Egha Nur Khotimah dengan tegas mengatakan, kita harus bersatu membantu “Bangsa Kita” yang tertindas.

“Buktikan kita peduli dan siap membantu semampu kita bisa, mendukung aparat hukum untuk memproses para pelaku proses keberangkatan para perempuan secara ilegal harus tegas diberi sangsi, agar jera dan tidak asal memberangkatkan tanpa prosedur yang semestinya, selamatkan para perempuan Indonesia dari penindasan, siapapun oknum pelaku yang tidak manusiawi harus ditindak,” tegasnya.

Hal itu direspon juga oleh Paryanto, Aktivis dan Purna PMI Jawa Barat. Menurutnya, sekarang sudah saatnya kita semua kompak nyata peduli, buktikan kita bersatu dan tidak toleran dengan para pelaku yang tidak bertanggungjawab, perlindungan itu penting, semua warga negara Indonesia dibelahan dunia manapun berhak dilindungi Negara dan membantunya untuk pulang ke Indonesia, terlepas awalnya proses ilegal atau formal.

“Berikan sangsi untuk oknum dan bantu korban nya, yang terpenting selamatkan dulu Nurjanah, sampai dirumahnya dengan selamat,” pungkas Paryanto dengan tegas.

Laela

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *