Pemerintah

Plengsengan di Desa Suruh Sukodono Diduga Gunakan Material Berkualitas Rendah, Warga Pertanyakan Transparansi Proyek

34
×

Plengsengan di Desa Suruh Sukodono Diduga Gunakan Material Berkualitas Rendah, Warga Pertanyakan Transparansi Proyek

Sebarkan artikel ini

Sidoarjo, eksklusif.co.id – Proyek pembangunan plengsengan di salah satu saluran air Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, menuai sorotan warga. Mereka menilai kualitas material yang digunakan tidak sesuai standar teknis, bahkan diduga menggunakan batu berkualitas rendah yang rawan cepat rusak.

Pantauan di lapangan menunjukkan tumpukan batu berwarna kecokelatan, sebagian berpori, dan bercampur tanah. Secara teknis, jenis batu tersebut dinilai kurang kuat menahan tekanan air, terutama saat debit meningkat pada musim penghujan. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran masyarakat terkait daya tahan konstruksi.

“Kalau materialnya seperti ini, jelas rawan cepat rusak. Kami khawatir baru beberapa bulan selesai sudah retak atau roboh. Uang negara akan terbuang sia-sia,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Hal senada diungkapkan Hj, warga lainnya. Menurutnya, pedoman teknis pembangunan plengsengan mengatur bahwa material harus menggunakan batu kali atau batu gunung keras, berukuran bervariasi agar saling mengunci, tidak berpori, serta dibersihkan dari tanah sebelum dipasang. Batu juga wajib dipadukan dengan adukan semen-pasir sesuai takaran.

“Kalau pakai batu berpori apalagi bercampur tanah, jelas tidak sesuai aturan teknis. Padahal proyek ini katanya untuk jangka panjang,” tegasnya.

Selain kualitas material, warga juga menyoroti ketiadaan papan informasi proyek di lokasi. Padahal sesuai Permen PUPR Nomor 12/PRT/M/2014, setiap proyek wajib memasang papan informasi berisi nama kegiatan, sumber dana, nilai anggaran, waktu pelaksanaan, dan nama pelaksana.

Absennya papan proyek dianggap melanggar aturan, mengurangi transparansi, serta menyulitkan warga dalam mengawasi jalannya pembangunan.

“Kalau papan nama saja tidak ada, kita jadi bertanya-tanya, ini proyek dari mana dan nilainya berapa,” kata warga lainnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak pelaksana proyek maupun instansi terkait di Pemkab Sidoarjo belum memberikan keterangan resmi. Warga mendesak pemerintah segera melakukan pemeriksaan material dan memastikan pembangunan sesuai aturan.

Bagi warga Desa Suruh, plengsengan bukan sekadar proyek fisik, melainkan perlindungan infrastruktur vital dari ancaman erosi dan luapan air. Karena itu, mereka berharap pembangunan dilakukan dengan material berkualitas serta transparansi penuh agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat dalam jangka panjang.

(Ali)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *