Nusantara

Alumni dan Anak Kiai Ponpes Al Khoziny Tawarkan Badal Umrah untuk Korban Ambruk

32
×

Alumni dan Anak Kiai Ponpes Al Khoziny Tawarkan Badal Umrah untuk Korban Ambruk

Sebarkan artikel ini

Sidoarjo, eksklusif.co.id – Keluarga korban ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, mendapat tawaran istimewa dari para alumni dan keluarga besar pesantren. Sejumlah alumni serta putra pengasuh pesantren akan melakukan badal umrah untuk para santri yang menjadi korban tragedi ambruknya gedung.

Ketua Alumni Pusat Al Khoziny, Zainal Abidin, mewakili pengasuh pesantren menyampaikan bahwa badal umrah tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi para korban.

“Kami memberikan hadiah dan dukungan kepada para korban, khususnya yang meninggal dunia, dengan membadalkan umrah mereka. Banyak alumni yang berdomisili di Mekkah, sehingga kami data nama-namanya dan langsung kami umrahkan,” ujar Zainal, Rabu (8/10).

Pelaksanaan badal umrah ini tidak hanya diikuti oleh belasan alumni, tetapi juga oleh Gus Ahmad Fatoni, putra pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH. Abdul Mu’id, yang kini tengah menimba ilmu di Makkah.


Doa dan Kepedulian Alumni dari Tanah Suci

Menurut Maftuhin, salah satu alumni Ponpes Al Khoziny yang kini tinggal di Arab Saudi, kegiatan badal umrah ini merupakan bentuk doa dan penghormatan terakhir dari para alumni kepada almarhum santri, sekaligus wujud nyata kepedulian alumni yang tersebar di berbagai negara.

“Alhamdulillah, hingga saat ini sudah ada 26 santri yang telah mendapatkan restu dari orang tua mereka. Dari jumlah itu, 16 santri sudah dilaksanakan badal umrah, sementara 10 lainnya masih dalam proses. Kami masih menunggu tambahan data dari keluarga yang berkenan,” jelas Maftuhin.

Ia menambahkan, pelaksanaan badal umrah dilakukan melalui tahapan tertib sesuai syariat Islam. Selain doa melalui badal umrah, para alumni juga berkomitmen memberikan dukungan moral kepada pesantren.

“Kegiatan ini bukan hanya doa untuk para korban, tetapi juga bentuk dukungan kami agar Pesantren Al Khoziny tetap tegar, bangkit, dan terus melanjutkan perjuangan mendidik santri,” tegasnya.


Tragedi yang Mengguncang Dunia Pendidikan Islam

Sebelumnya, gedung tiga lantai yang mencakup musala di asrama putra Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9) sore. Saat kejadian, ratusan santri tengah melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan.

Hingga akhir operasi pencarian, Selasa (7/10), Basarnas mencatat total korban mencapai 171 orang, terdiri dari 104 selamat dan 67 meninggal dunia — termasuk delapan bagian tubuh (body part).
Sebanyak 34 korban di antaranya telah teridentifikasi oleh Tim DVI RS Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya.

Pihak kepolisian saat ini juga mulai memanggil sejumlah saksi untuk mendalami penyebab runtuhnya gedung tersebut. (Ali)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *