Sidoarjo, eksklusif.co.id – Prajurit Korps Marinir TNI AL melaksanakan simulasi penyerangan musuh dalam operasi pendaratan amfibi pada latihan Super Garuda Shield (SGS) 2025 di Dabo Singkep, Kepulauan Riau.
Latihan pendaratan amfibi ini melibatkan sejumlah pasukan militer dari negara sahabat dengan tujuan meningkatkan interoperabilitas dan kemampuan tempur bersama dalam menghadapi ancaman keamanan kawasan.
“Melalui latihan ini, Korps Marinir menunjukkan komitmen menjaga stabilitas dan keamanan kawasan sekaligus meningkatkan kapabilitas pasukan menghadapi tantangan masa depan,” ujar Komandan Yonif 2 Marinir, Letkol (Mar) Helilintar Setiojoyo Laksono, dikutip dari keterangan Pasmar 1, Rabu (3/9).
Helilintar juga menyampaikan kebanggaannya karena Yonif 2 Marinir dapat menjadi bagian penting dalam SGS 2025.
“Dengan keberhasilan ini, Yonif 2 Marinir semakin memperkuat reputasinya sebagai satuan tempur andalan yang siap mendukung operasi militer baik di tingkat nasional maupun internasional,” terangnya.
Latihan gabungan Super Garuda Shield 2025 berlangsung sejak 25 Agustus hingga 4 September, melibatkan sekitar 6.500 personel dari 13 negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Australia, Belanda, Singapura, Kanada, Prancis, Jerman, Brasil, New Zealand, dan Inggris.
Selain pendaratan amfibi, latihan juga meliputi operasi staf perencanaan, pertahanan siber, penerjunan pasukan lintas udara, tembak tempur dengan amunisi tajam, evakuasi medis prajurit, serta penembakan rudal Stinger untuk pertama kalinya di Indonesia sebagai latihan pertahanan udara jarak dekat.
Sementara itu, unsur TNI AU juga mengerahkan pesawat tempur F-16 dalam misi Close Air Support (CAS), melaksanakan serangan udara presisi mendukung operasi darat pasukan gabungan. (Ali)
