Pemerintah

Ruwatan & Tirakatan RPS Tetap Digelar, Diprakarsai Sujani “Bupati Swasta” Demi Suara Hati Warga Sidoarjo

54
×

Ruwatan & Tirakatan RPS Tetap Digelar, Diprakarsai Sujani “Bupati Swasta” Demi Suara Hati Warga Sidoarjo

Sebarkan artikel ini

Sidoarjo, eksklusif.co.id – Rencana acara Ruwatan dan Tirakatan Persembahan RPS untuk Sidoarjo dan Indonesia pada 27 Agustus 2025 di area timur GOR Sidoarjo dipastikan tetap berlangsung.

Acara ini diprakarsai oleh Sujani, tokoh masyarakat yang akrab dijuluki “Bupati Swasta” – singkatan dari Berjuang untuk Pastikan Hati dan Suara Warga Sidoarjo Tercinta. Julukan itu diberikan masyarakat karena konsistensinya hadir di tengah warga, menginisiasi kegiatan sosial, budaya, dan kebangsaan tanpa harus menunggu instruksi pemerintah.

Menurut panitia, acara ini murni merupakan persembahan budaya dan spiritual. Ruwatan dipahami sebagai simbol penyucian diri, sedangkan tirakatan dimaknai sebagai doa bersama lintas iman.

“Ruwatan dan tirakatan ini bukan untuk kepentingan politik, melainkan wujud syukur masyarakat atas 80 tahun kemerdekaan. Kami ingin menghadirkan ruang kebersamaan agar warga bisa berdoa, berkesenian, dan merenung bersama demi Sidoarjo dan Indonesia,” tegas Sujani, Senin (18/8/2025).

Klarifikasi Kehadiran Wabup

Terkait klarifikasi kehadiran Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana, Sujani menjelaskan bahwa acara tetap akan berjalan meski beliau tidak bisa hadir secara langsung.

“Saya memang belum secara resmi menyampaikan undangan kepada Bu Wabup. Namun saya sudah berkomunikasi dengan suaminya, dan beliau secara pribadi tetap mendukung acara ini. Bahkan, beliau ikut menyumbang tumpeng sebagai bentuk dukungan,” ungkap Sujani.

Tanggapan Wartawan

Ketua DPC Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI) Sidoarjo, Agus Subakti, ST, menilai framing sebagian media justru mengecilkan makna acara ini.

“Saya melihat ada kesan seakan-akan ada pihak yang ingin menggagalkan atau mengkerdilkan acara ini. Padahal substansinya jelas: ini persembahan budaya masyarakat untuk Sidoarjo dan Indonesia, bukan sekadar urusan hadir atau tidak hadirnya pejabat,” tegasnya.

Agus juga menambahkan, media seharusnya memberi porsi pemberitaan yang adil dan tidak menimbulkan kerancuan di tengah masyarakat.

“Pers punya tugas mengedukasi, bukan membuat bias. Jangan sampai upaya kebudayaan seperti ini dianggap remeh hanya karena faktor kehadiran,” ujarnya.

Harapan Jadi Tradisi Tahunan

Acara ruwatan dan tirakatan ini akan melibatkan budayawan, tokoh agama, seniman, LSM, ormas, pemuda, pelajar, mahasiswa, akademisi, anggota DPRD, OPD, Pemkab, hingga masyarakat umum. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi tradisi tahunan Sidoarjo sebagai ruang rakyat untuk berekspresi, bersyukur, sekaligus merawat budaya.

“Kami ingin masyarakat Sidoarjo tidak tercerabut dari akarnya. Kita perlu ruang bersama di luar seremonial formal, agar tercipta harmoni dan doa kolektif. Itulah semangat kami: menyemai kebersamaan,” tambah Sujani.

Sebagai “Bupati Swasta”, Sujani menegaskan dirinya hanya berperan sebagai jembatan suara rakyat.

“Saya tidak mencari jabatan, saya hanya ingin memastikan suara hati warga Sidoarjo terdengar. Acara ini adalah milik rakyat, bukan milik pribadi atau kelompok,” tegasnya.

Dengan demikian, meski tanpa kehadiran Wakil Bupati, acara Ruwatan dan Tirakatan dipastikan tetap berlangsung khidmat dan penuh makna. (Ali)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *