Sidoarjo, eksklusif.co.id – Masih menjadi sorotan SDN Sidokare Sidoarjo Ramainya edukasi dan penyampaian perlindungan anak dari perundungan di kabupaten Sidoarjo ternyata tidak sama dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Hal ini disampaikan oleh DK warga Sidokare kabupaten Sidoarjo pada saat menjelaskan kekecewaannya atas apa yang telah menimpa putrinya, pada hari Sabtu (15/02/2025). Trauma Psikologis Menimpa Siswi SDN Sidokare 3, Begini Tegas Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo.
Dijelaskan DK (51) apa yang telah menimpa putrinya sebut saja Bunga (12), yang saat itu masih duduk di bangku sekolah SDN Sidokare 3 kecamatan Candi kabupaten Sidoarjo. Diduga menjadi korban perundungan pada tanggal 7 Oktober 2024 dan hingga saat ini terkesan diabaikan bahkan munculnya pemberitaan bahwa kejadian tersebut hanya isu atau berita hoaks belaka.
“Sebenarnya saya sebagai ibu kandung dan sebagai warga merasa sangat kecewa. Oleh karena itu, sampai sekarang saya merasa tidak ada kejelasan dan kepastian dari pihak pemerintah. Bahkan pihak sekolah satupun tidak ada yang datang kerumah untuk memperjelas kejadian yang telah menimpa putri saya, sempat saya melihat hanya lewat dijalan raya depan rumah saya, saat saya berjualan” ucap DK saat ditemui dilapak jualan nasi di Gading Fajar, pada hari Sabtu (15/02/2025).
“Setahu saya, justru setelah naik dimedia online berita anak saya, selang beberapa hari saya dipanggil olek pihak kantor pendidikan dengan alasannya dipertemukan dengan pihak guru dari SDN Sidokare 3 Sidoarjo.
Tapi saat itu saya ditemui oleh bu Lisa dari Diknas, dan disitu saya hanya diberikan dua pilihan yakni :
1. Melanjutkan pendidikan putri saya melalui daring.
2. Melanjutkan sekolah disekolah lain tapi buku raport tetap dikeluarkan dari sekolah SDN Sidokare 3” urainya.
DK merasa aneh karena jika sekolah di tempat lain mengapa buku raport masih dikeluarkan dari SDN Sidokare.
3. Tapi dia tidak berpikir panjang demi masa depan dan kelanjutan pendidikan sang putri akhirnya mengambil keputusan menyekolahkan putrinya di sebuah sekolah swasta di Sidoarjo.
“Apakah ada aturan seperti itu, jika melanjutkan sekolah disekolah baru tapi buku raport dikeluarkan dari sekolah lama? tapi saya tidak mau mikir panjang, daripada anak saya tidak sekolah maka saya daftarkan ke sekolah baru. Alhasil justru disekolah baru putri saya sering berprestasi dan merasa nyaman, menurut putri saya disekolah baru siswanya sopan dan sangat membaur” tambahnya.
Menurut DK cara penyikapan kasus perundungan di kabupaten Sidoarjo dan di Surabaya sangat berbeda.
“Di kabupaten Sidoarjo ini kenapa berbeda dengan pemerintahan di Surabaya, contohnya minggu lalu ada kasus perundungan langsung dari polisi, kepala desa dan Camat mendatangi keluarga korban untuk melakukan klarifikasi dan menyelesaikan permasalahan warganya, tapi disini saat terjadi pada putri saya sendiri dan hingga saat ini tidak ada solusi atau tindakan bahkan dinilai berita hoaks. Apakah harus jatuh korban sampai meninggal dunia baru ditindak lanjut?” ujarnya.
“Jika hoaks saya punya saksi dari dua dokter psikiaternya, dan jika hoaks mengapa putri saya sampai lihat pagar SDN Sidokare 3 saja sudah depresi..?” keluh DK.
Harapan DK selaku ibu kandung agar pihak pemerintah bisa lebih tegas dan transparan dalam menyelesaikan permasalahan warganya, agar masyarakat bisa lebih percaya dengan pemerintah. Bunga dengan hasil Prestasinya di sanggar tari.
Disisi lain perkembangan dari Bunga sendiri tampak mulai terhibur dengan lingkungan disekolah barunya, dan tampak dari pantauan awak media Bunga adalah siswi berprestasi, selain sering mendapatkan nilai bagus disekolah, Bunga juga berprestasi dibidang seni tari yang tergabung dalam sanggar tari. “Widya Dhari” binaan Widya Irene dan akan mengikuti lomba tingkat Provinsi Jatim di Trans Icon pada tanggal 23 Februari 2025 nanti.
Ketua DPRD kabupaten Sidoarjo saat dikonfirmasi terkait perkembangan dari kasus perundungan tersebut mengatakan, “Tentang hal diatas masih nunggu komisi D hearing, coba saya dorongnya secepatnya” Jawabnya melalui via WhatsAps pribadinya pada tanggal 31 Januari 2025.
Begitupun dengan perwakilan dari Komisi D DPRD kabupaten Sidoarjo saat dikonfirmasi via WhatsAps pribadinya dari tanggal 24 Januari 2025 hingga berita ini dipublikasikan tidak ada jawaban terkait statment yang telah diberikan jika pemberitaan dugaan kasus perundungan tersebut adalah berita hoaks atau isu belaka.
Diketahui sebelumnya, kisah miris yang dialami siswi SDN Sidokare 3 membuat Bunga, yang tinggal dikawasan Gading Fajar ll kabupaten Sidoarjo mengalami trauma psikis hingga tidak mau kembali bersekolah di SDN Sidokare 3 sejak bulan Oktober 2024.
Menurut pengakuan DK (51) sebagai ibu kandung sangat prihatin melihat ucap serta sikap dari beberapa guru di sekolah SDN Sidokare 3 yang terkesan tenang, tidak terjadi masalah di sekolah tersebut, bahkan DK merasa di jadikan kambing hitam atas apa yang telah di alami putrinya, sehingga salah seorang guru menyinggung masalah privasi (kondisi ibu kandung yang singgle parent).
Dan fakta informasi yang ditemukan dilapangan, beberapa orang saksi yang enggan disebutkan namanya menjelaskan apa yang telah dialami Bunga. Bahkan menunjukkan barang bukti alat silet (carter mini) yang digunakan siswi SDN 3 Sidokare untuk memaksa Bunga menggores tangannya sendiri.
“Sebenarnya saya tidak tau kalau ada kejadian itu, setau saya justru si Bunga sudah berminggu-minggu tidak sekolah. Disitulah saya baru tau, memang dulu pada saat Bunga kelas 5 dia sempat masuk di dalam kamar mandi sampai hampir satu jam dan nampak ketakutan hingga harus saya paksa keluar.” kata ibu paru baya itu
“Saya juga pernah menegur siswi siswi yang disebut namanya oleh Bunga, mereka mengatakan kalau tidak suka dengan Bunga karena kondisinya yang gendut, hitam dan dinilai jadi anak mama. Hingga kejadian hampir menggores tangan itu juga alasannya untuk menguji Bunga.” Jelasnya.
“Jujur kami kasihan melihat kondisinya Bunga, tapi kami hanya bisa berdoa semoga Bunga dapat yang terbaik. Bahkan saya dengar sejak sekolah di swasta tersebut mendapat nilai yang bagus di sekolah barunya.” tutupnya dengan mata berkaca.
Hingga berita ini dipublikasikan pihak dinas pendidikan belum bisa ditemui dikarenakan Tirto Adi masih pergi untuk menunaikan ibadah Umroh selaku kepala Dinas Pendidikan masih menjalankan ibadah umroh.Ungkapnya. (Ali)