Kriminal

Polda Jatim Ungkap Motif Pembacokan Sampang, 3 Tersangka Diamankan

574
×

Polda Jatim Ungkap Motif Pembacokan Sampang, 3 Tersangka Diamankan

Share this article
Keterangan Foto: Polda Jatim Ungkap Motif Pembacokan Sampang, 3 Tersangka Diamankan

Surabaya – Polda Jawa Timur beberkan Motif 3 Tersangka Pembacokan hingga memgakibatkan Korban Jimmy Sugito Putra (44) Meninggal Dunia (MD).

Peristiwa kejadian yang terjadi di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, pada hari Minggu (17/11/2024).

Dalam jumpa pers, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Timur Kombes Pol Farman, S.H, S.I.K, M.H mengatakan, ke 3 Tersangka Pembacokan adalah FS, AR dan MS.

“Ketiganya merupakan Warga Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur,” kata Kombes Pol Farman, S.H, S.I.K, M.H saat konferensi Pers di Polda Jatim, pada hari Kamis (21/11/2024).

Dirreskrimum Polda Jawa Timur dalam hal ini juga menjelaskan, Kronologis Permasalahan hingga terjadi adanya Pembacokan tersebut.

Peristiwanya berawal dari kedatangan secara mendadak atau tiba-tiba oleh H.Slamet Junaidi, datang ke Padepokan Babussalam, dalam rangka Sowan kepada Pemilik Padepokan, yaitu Kyai Mualif.

“Selanjutnya Kyai Mualif meminta Asrofi untuk mengumpulkan Jamaah Dzikir, untuk menyambut atas kedatangan H. Slamet Junaidi,” tutur Kombes Pol Farman, S.H, S.I.K, M.H.

Bahkan Kombes Pol Farman, S.H, S.I.K, M.H menjelaskan, bahwa kedatangan mendadak tersebut diketahui oleh Kyai Hamduddin, saat itu rombongan lewat depan rumahnya, menuju Padepokan milik Kyai Mualif (yang adalah Menantu Keponakan dari H. Hamduddin).

Karena menimbulkan ketidak senangan Kyai Hamduddin, terhadap Kyai Mualif yang sebagai Menantu Keponakan, dan Kyai Hamduddin merasa dirinya lebih Tua, bahkan tidak meminta ijin atas kedatangan rombongan H. Slamet Junaidi ke Padepokan Kyai Mualif.

Kemudian dilakukanlah Blockade Jalan, menggunakan Mobil Kyai Hamduddin, ditambah lagi dengan Potongan Kayu, untuk menghalangi Akses Keluar Jalan, dari Padepokan milik Kyai Mualif.

Dari Pemblokiran Jalan tersebut, maka terjadilah Cekcok antara Kelompok Kyai Mualif, yakni Jimmy Sugito (Korban), Muadi, Mat Yasid dan Abdussalam.

Pada intinya Kelompok Kyai Mualif meminta kepada Kyai Hamduddin agar Membuka Blockade Jalan tersebut, namun Kyai Hamduddin menolak dan menyuruh agar keluar lewat Jalan lain.

Dari Blockade itu, juga Rintangan Kayu dan Penghalangan Mobil Kijang LGX, maka timbullah Percekcokan. Berikutnya saudara Muadi menyampaikan, kepada massa Penghadang, dengan Kata – kata “Mon Acarok Gih Degik Yeh”, artinya bahasa Indonesia, (Kalau Mau Carok Nanti Saja).

“Kemudian rombongan H. Slamet Junaidi meninggalkan Lokasi melalui Jalur Jalan lain. Karena melihat ada rombongan Massa bergerak dari rumah H. Hamduddin,” terang Kombes Pol Farman, S.H, S.I.K, M.H.

Sesaat setelah Rombongan Haji Slamet Junaidi meninggalkan Lokasi, terjadilah Percekcokan lanjutan, antara Asrofi dengan Kyai Hamduddin, karena merasa tersinggung atas perbuatan Asrofi, yang mengumpulkan Santri Zikir tanpa Se-ijin maupun Kulo Nuwun kepada Kyai Hamduddin, yang juga sebagai orang yang di Tokoh-kan di Daerah Ketapang Laok tersebut.

Antara lain percekcokan – nya sebagai berikut :

Kyai Hamduddin : “Kurang ajar, disini kamu cuma Pendatang kok mendatangkan orang. Kurang ajar”.

Asrofianto : “Kurangajarnya seperti apa? Wong disini cuma mampir. Salahnya dimana? Masak mau ditolak kan tidak enak”.

Kyai Hamduddin : “Diam kamu, nanti tak tempeleng kamu,”.

Asrofianto : “Coba kalau berani Nempeleng,”.

Selanjutnya Saksi Asrofi ditarik masuk oleh Kyai Muhtar ke Padepokan dengan dibantu oleh Korban Jimmy Sugito Putra.

Korban Jimmy Sugito Putra berusaha melindungi Asrofi dari Kejaran Massa yang sudah Marah, setelah Adu Mulut dengan Kyai Hamduddin tersebut.

Selanjutnya dihembuskan Isu, bahwa telah terjadi Pemukulan terhadap Kyai
Hamduddin, hal itu yang kemudian membuat Massa Marah dan Menyerang Korban Alm. Jimmy Sugito Putra.

“Kemudian atas terjadinya peristiwa tersebut, menggunakan Kekerasan bersama-sama terhadap orang, dengan menggunakan Sajam, berupa Clurit,” ucap Kombes Pol Farman, S.H, S.I.K, M.H.

Akibat kejadian itu, Korban atas nama Jimmy Sugito Putra, Meninggal Dunia, pada saat mendapatkan Perawatan Medis di RSUD Ketapang, Kabupaten
Sampang, Madura, Jawa Timur.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Dirmanto, S.H, S.I.K berharap, agar Tokoh Masyarakat di Madura khususnya dan Jawa Timur pada umumnya, untuk bersama-sama Menciptakan Keamanan, karena saat menjelang Pemilu ini, banyak yang melakukan Provokasi.

“Ini kan informasi yang Mis, akhirnya terjadilah Penganiayaan itu, disanakan,” kata Kombes Pol Dirmanto, S.H, S.I.K.

Oleh karena itu Kabidhumas Polda Jawa Timur menghimbau, kepada seluruh Masyarakat di Jawa Timur, Khususnya para Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat, agar senantiasa mengedepankan Rasa Persaudaraan, Persatuan dan Kesatuan.

Untuk itu, Kombes Pol Dirmanto, S.H, S.I.K dalam hal ini mengajak seluruh elemen Masyarakat, termasuk para Tokoh, untuk dapat berperan menjadi Penyejuk Suasana ketika ada Konflik Sosial.

“Sekali lagi saya menghimbau, kepada semuanya ya, tidak hanya di Sampang atau Madura, tapi juga untuk seluruh Tokoh di Jawa Timur, mari bersama – sama Menciptakan Kedamaian, terlebih pada Pemilu Serentak 2024 saat ini,” pungkas Kabidhumas Polda Jawa Timur Kombes Pol Dirmanto, S.H, S.I.K. (Hendri/Staind/Bertus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *